hasil pencarian

Senin, 30 Juni 2008

Tantangan baru bagi Mourinho

Jose Mourinho
Jose Mourinho penuh percaya diri tentang kemampuannya

"Saya yakin saya adalah pelatih yang hebat tetapi saya tidak ingin menjadi istimewa."

Itulah penilaian Jose Mourinho atas dirinya sendiri, setelah diperkenalkan sebagai pelatih baru Inter Milan awal pekan ini.

Pada tahun 2004 lalu, dia menyatakan dirinya - dengan gaya hampir seperti almasih - sebagai "Yang Istimewa" pada jumpa pers pertamanya sebagai manajer Chelsea.

Dia mungkin sekarang sedikit merendah, tetapi kesombongan yang membuat dia disukai sekaligus dibenci publik di Inggris masih terlihat pada saat dia memperkenalkan diri di hadapan media Italia yang menyambutnya dengan gembira - dan Mourinho berbicara dalam bahasa Italia.

"Semua orang terkejut dengan kefasihan Mourinho berbahasa Italia. Dia memperlihatkan bahwa dia sangat percaya diri dan sangat tegas dan inilah sikap-sikap yang orang Italia tidak suka," kata wartawan Gianluca Ursini kepada BBC.

"Dia tanpa ragu-ragu mengatakan bahwa dia sangat baik dalam melakukan pekerjaannya. Saya menghitung dia mengutarakan itu paling tidak lima kali."

"Tetapi orang-orang Italia jatuh cinta padanya - mereka ditundukkan oleh orang yang begitu percaya diri."

Sewaktu dia menyatakan kehebatannya di markas Chelsea, Stamford Bridge, dulu, banyak orang berharap pria dari Setubal di Portugal itu jatuh dan gagal - tetapi itu tidak terjadi.

Sebaliknya, Chelsea menyabet gelar juara Liga Utama dua kali, juara Piala Liga dua kali dan meraih Piala FA.

PRESTASI MOURINHO
Porto (2002-2004): Liga Utama (3), Piala FA Portugal (2), Piala UEFA (2003), Liga Champions (2004)
Chelsea (2004-2007): Liga Utama (2), Piala Liga (2), Piala FA Inggris (1)

Satu-satunya yang kurang dari prestasinya di Chelsea adalah juara Liga Champions.

Kegagalannya untuk membawa Chelsea menjadi jawara di Eropa, ditambah dengan kabar "pertengkaran" dengan pemilik klub Roman Abramovich, kemungkinan mendorong Mourinho pergi dari Chelsea pada bulan September 2007.

Pria berusia 45 tahun itu kini menghadapi tekanan amat besar untuk sukses di klub barunya di Italia.

"Saya tidak mengharapkan dia membawa Inter menjadi juara Liga Champions pada tahun pertamanya. Dalam waktu tiga tahun? Iya," kata direktur Inter Milan Ernesto Paolillo kepada BBC.

Bos Inter sebelumnya, Roberto Mancini dipecat oleh presiden klub Massimo Moratti meski berhasil membawa tim menjuarai liga Serie A tiga kali berturut-turut.

"Kami langsung menghubungi Mourinho setelah kekalahan dari Liverpool pada bulan Maret ketika Mancini mengatakan kepada media bahwa dia berniat meninggalkan tim pada akhir musim pertandingan," tambah Paolillo.

Raja minyak Moratti punya banyak kemiripan dengan Roman Abramovich dalam hal keuangan, dan dia jelas orang yang sangat tegas dalam memutuskan apa yang dia inginkan dari tim.

Moratti menjadi pemilik Inter pada tahun 1995, melanjutkan peran ayahnya Angelo Moratti yang menjadi pemilik Inter pada jaman keemasan di tahun 1960-an ketika tim menyabet tiga juara liga dan dua Piala Eropa.

Tetapi Moratti Yunior dianggap kurang berhasil menyamai keberhasilan ayahnya sejak dia mengambialih klub. Pakar sepakbola Italia James Richardson yakin lelaki 67 tahun itu mungkin masih harus bersabah dan melepas Mourinho menjalankan tim agar bisa mengulangi kesuksesan tahun 1960-an.

"Moratti menjadi pemilik Inter selama lebih dari 10 tahun dan dia bukan orang yang dikenal tegas," kata Richardson kepada BBC.

Moratti meminta saya untuk tidak berusaha menjadi orang lain, dan saya adalah orang yang memiliki hubungan harmonis dengan pemain, dengan klub dan dengan penggemar
Jose Mourinho

"Dia sering memanjakan para bintangnya, kadang-kadang mengabaikan tuntutan manajer."

"Selain itu, dia memiliki tim penasehat yang terdiri dari mantan pemain-pemain Inter, yang semuanya punya hak untuk menentukan kebijakan. Moratti tidak pernah punya satu suara saja di klub - itulah sebabnya kehadiran Mourinho akan sangat penting."

"Dia terkenal sebagai orang yang suka membiarkan orang lain membuat keputusan."

Di belakang lapangan, beberapa perubahan sudah terlihat, dengan tiga staf Mourinho dari Stamford Bridge dulu dibawa ke Milan.

Dan perubahan selanjutnya adalah para pemain.

Manajer asal Portugal itu mengisyaratkan bahwa dia ingin membawa beberapa pemain Chelsea yang dulu dia asuh ke San Siro, tetapi dia tidak ingin terlihat agresif dalam mengejar pemain.

"Hampir semua (pemain Chelsea) ingin bekerja sama dengan saya lagi di masa depan dan saya juga merasakan yang sama," katanya.

"Itu tergantung apakah Chelsea mau menjual mereka atau tidak."

"Presiden Inter tahu siapa yang saya inginkan, tetapi saya tidak akan membicarakan nama dengan media."

Tetapi ini tidak menghentikan pers menduga-duga, dan nama-nama pemain tengah Frank Lampard, striker Didier Drogba dan pemain belakang Ricardo Carvalho disebut-sebut mungkin akan pindah ke Inter.

Satu pemain yang tidak akan mengikuti Mourinho ke Inter adalah jenderal lapangan tengah Michael Essien, yang menurut juru bicaranya, senang di Chelsea.

Mourinho sudah memiliki tim yang cukup kuat untuk menjadi penantang tangguh di Eropa, antara lain dengan nama-nama seperti Zlatan Ibrahimovic, Dejan Stankovic dan Patrick Vieira.

Tim Inter saat ini sudah bersiap-siap untuk menghadapi keputusan Mourinho, dengan kiper Francesco Toldo menuturkan kepada BBC: "Saya sekarang 36 tahun, semua posisi harus dihormati" ketika ditanya apa pendapatnya tentang kepergian Mancini dan kedatangan Mourinho.

Dulu, Mourinho memperlihatkan kesetiaan yang begitu besar kepada para pemain yang setia kepadanya.

"Saya ingin mengubah filsafat tim, inilah tantangan bagi saya," kata Mourinho.

"Moratti meminta saya untuk tidak berusaha menjadi orang lain, dan saya adalah orang yang memiliki hubungan harmonis dengan pemain, dengan klub dan dengan penggemar."

Jika semuanya harmonis dan jika Mourinho bisa bekerja dengan leluasa, maka impian Moratti mungkin bisa tercapai.

Tidak ada komentar: