hasil pencarian

Jumat, 08 Agustus 2008

Persib Ditolak di Mana-mana

BANDUNG, KAMIS - Nahas benar nasib Persib Bandung. Di rumah sendiri dilarang main, di luar daerah pun tak bisa menggelar laga kandang. Sejumlah daerah yang stadionnya hendak digunakan menggelar laga Persib Bandung versus Arema Malang, Senin (11/8), menolak menggelar partai tersebut.

Mereka yang sudah pasti menolak adalah Kota Solo dan Semarang. Sedangkan, Kota Palembang yang juga disiapkan untuk menggelar partai Persib lawan Arema, hingga kini belum memberikan kepastian. Namun, kuat dugaan Palembang juga akan mengikuti sikap Solo dan Semarang.

"Solo menolak karena untuk pertandingan tanggal 11 Agustus 2008 sudah penuh. Semarang juga menolak karena baru saja menggelar partai PSMS versus Persija. Untuk Palembang, hingga kini belum juga memberikan kepastian," ungkap Ketua Harian Persib, Edi Siswadi, Kamis (7/8).

Menurut Edi, satu-satunya harapan untuk menggelar laga Persib lawan Arema kini tinggal ada di tangan Kapolda Jabar. Pihak panitia pelaksana dan pengurus Persib telah mengajukan permohonan kepada Polda Jabar untuk menggelar pertandingan itu di Bandung.

"Kami sudah mengajukan permohonan, mudah-mudahan Kapolda bisa memahami kondisi yang kini dialami Persib. Kami berharap pertandingan itu bisa digelar di Stadion Siliwangi Bandung," kata Edi.

Menurut Edi, kalau pun pertandingan di Stadion Siliwangi itu digelar tanpa penonton, pihak Persib menyanggupinya. "Saya kira kalaupun tanpa penonton, bagi kami nggak masalah. Daripada sekarang, serba nggak jelas," tandasnya.

Edi mengatakan, jika Kapolda tak juga memberikan izin, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Liga Indonesia (BLI) untuk meminta jadwal pertandingan Persib versus Arema dimundurkan.

"Secara lisan BLI sudah oke untuk memundurkan jadwal. BLI sangat memahami kondisi yang dialami Persib. Namun jika sebelum tanggal 11 Agustus 2008, kapolda memberikan izin menggelar pertandingan itu di Bandung, maka rencana memundurkan jadwal itu batal," terang Edi.

Terkait masalah ini, Edi mengatakan Persib merupakan korban dari ulah anarkis bobotoh yang tidak bertanggungjawab. Untuk itu Edi berharap, hal ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak.

"Kalau mendukung yang sportif. Saya berharap bobotoh semakin dewasa. Saya tidak ingin melihat lagi, mobil orang yang nggak berdosa dirusak. Lambang dan nyanyian bernada rasis juga nggak boleh ada lagi di stadion. Semua harus sadar, akibat peristiwa ini yang rugi Persib," tandas Edi. (Ichsan/NIP-Tribun Jabar)

Tidak ada komentar: